Sriwijayatimes id OKU Timur – Salah satu program kesejahteraan optimasi lahan (Oplah). Di Kabupaten OKU Timur akan bertambah 5.000 hektar, yang tersebar di 7 Kecamatan. Program ini bertujuan untuk meningkat kesejahteraan masyrakat OKU Timur.
Ketujuh kecamatan adalah, Kecamatan Madang I, Kecamatan Madang II, Semendawai Barat dan juah Kecamatan Cempaka serta di Madang Suku III.
Berkat tangan dingin pemimpin bupati dan wakil bupati Ir H Lanosin MT dan HM Adi Nugraha Purna Yudha,program optimasi lahan sawah bermunculan orang kaya baru,ini salah satu visi misi OKU Timur Maju Lebih Mulia
“Program oplah ini merupakan komitmen awal kepimpinan Enos – Yudha yang telah dilakukan sejak 2021, dan diharapkan kedepan dapat berkembang lebih luas di kawasan pesisir Sungai Komering.
Calon Bupati Ir Lanosin MT atau Enos, menyampaikan masyarakat OKU Timur bisa masuk kedalam tujuan negara yang tertulis dalam Undang Undang Dasar 1945, menuju negara yang bener benar berdaulat dan mandiri, sehingga dapat mewujudkan masyarakat yang makmur dengan pemanfaatan optimasi lahan ini.
“Saya titipkan bantuan pemerintah yang telah diberikan kepada masyarakat, dan terus dijaga oleh masyarakat serta dapat dimanfaatkan” katanya.
Diakuinya, bahwa OKU Timur ini adalah daerah swasembada pangan. Sehingga sangat layak mendapatkan bantuan Oplah dari pusat.
“Ini sangat bermanfaat bagi para petani, selain tanggulnya bisa menjadi bendungan serta ini bisa menjadi penampung air nantinya dan oplah sangat berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas hasil pertanian, yang mana biasanya panen hanya satu kali, kini dapat dioptimalkan menjadi 2-3 kali,” ujarnya.
Dari 5.000 hektar sawah baru itu, jika tiga kali panen dalam satu tahun artinya luas tanam sudah 15.000 hektar. Akan menghasilkan 75 ton gabah kering giling.
Sebagai contoh dari dampak optimasi lahan (Oplah), dapat di lihat di Desa Meluai Indah, Kecamatan OKU Timur.
Dulunya, Desa Meluai Indah dianggap hanya mengandalkan hasil karet, sawit, kini sudah bisa merasakan manisnya hasil dari persawahan di desa itu. Luas lahan sawah di desa tersebut kini meningkat signifikan.
Kini 400 hektar sawah sudah optimal dan beroprasi, jika masyarakat bersemangat potensi di Desa Meluai bisa mencapai 1.000 hektar sawah.
“Sudah banyak bermunculan orang kaya baru di desa kami,” kata Widiyanto, warga setempat.
Sebab, lanjutnya, hasil dari sawah mereka bisa menghasilkan perhektarnya 25-30 juta dari penjualan gabah sekali tanam. “Bahkan kini harga sawah saja sudah 200 juta perhektar,” katanya.
Menurutnya, panen padi sawah yang sudah bisa dikatakan maksimal, tidak seperti selama ini sebelum ada normalisasi dan Oplah. Itu karena sawah selama ini kapan musim hujan kena banjir, namun sekarang tidak pernah lagi terkena banjir.
Karena masuknya program normalisasi Sungai Balak dan masuknya program optimalisasi lahan sawah dan rawa, tentu bisa mengendalikan banjir yang selama ini menjadi momok menakutkan bagi petani.
“Sekarang sudah ada sekitar 400 hektar sawah super di desa kami, dan masih ada sekitar 600 hektar lagi lahan yang siap dioptmilkan lagi,” katanya.(Rsl)