Dinas Kesehatan OKU Timur Dan  KAPUS Nusa Bakti Gelar TAS

Sriwijayatimes id BELITANG II – Puskesmas Nusa Bakti, Kecamatan Belitang II, Kabupaten OKU Timur menggelar kegiatan  survei Transmission Assessment Survey (TAS) Filariasis di MI Al Mutjahidin Sumber Harapan.

Filariasis merupakan penyakit menular menahun yang dapat menyebabkan kecacatan permanen. Penyakit ini disebabkan oleh cacing filaria yang menyerang saluran dan kelenjar getah bening.

Menurut Kepala Dinkes Kabupaten OKU Timur Yakub SKM, MM melalui Kapus Nusa Bakti dr Muh Irfan Jauhari, TAS Filariasis bertujuan untuk memastikan penularan penyakit kaki gajah telah terhenti sehingga program Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) dapat dihentikan. 

Survei ini menjadi salah satu langkah penting dalam strategi eliminasi filariasis nasional, yang dilakukan dalam tiga tahap dengan jarak dua tahun antar tahapan.

Pemeriksaan darah dilakukan menggunakan Brugia Test Plus (BT+), alat diagnosis yang dapat mendeteksi antibodi Brugia sp dengan hasil yang dapat diketahui dalam waktu sekitar 25 menit. Sasaran survei adalah anak usia 6–7 tahun (kelas 1 dan 2).

“Kegiatan ini melibatkan Dinas Kesehatan OKU Timur, kepala puskesmas dan staf puskesmas belitang II dan pendamping guru disekolah tersebut dan jumlah sampel darah yang diambil sebanyak 12 siswa dengan asil negative semua,” kata dr Irfan, Sabtu (13/09/2025).

Selain itu, Puskesmas Nusa Bakti juga  melakukan Pelayanan KB Serentak dalam rangka memperingati Hari Kontrasepsi Sedunia Tahun 2025 di Puskesmas Belitang II.

Kegiatan ini berlangsung pada Tanggal 11 September 2025 dengan melibatkan Seluruh staf  Puskesmas Belitang II dengan tenaga medis yang telah terlatih dan PLKB Kecamatan Belitang II.

Pelayanan KB serentak ini bertujuan memperluas akses masyarakat terhadap metode kontrasepsi modern.  baik jangka pendek maupun jangka panjang.

 “Pelaksanaan ini tidak hanya sebagai momentum peringatan tahunan, tetapi juga bagian dari upaya menekan angka kelahiran tidak terencana serta mendukung visi Indonesia Emas 2045 melalui pengendalian laju pertumbuhan penduduk,”tandasnya.

Pelayanan sendiri lanjutnya menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) – Implan, Alat Kontrasepsi dalam rahim / Intrauterine Device (IUD) dan Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP) – Kondom, Pil dan Suntik.

“Hasil diperoleh peserta KB sejumlah 44 orang antara lain IUD 1 akseptor, Implan 35 Akseptor, Suntik 3 Akseptor, Kondom 4 akseptor dan Pil 1 akseptor,”tutupnya..(Ril)