OKU TIMUR – Sejak didirikan banyak perkembangan dan penyempurnaan organisasi Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk mencapai efektifitas dan efisiensi dalam melaksanakan tugas serta perannya.
22 Agustus 1945 awal pembentukan Badan Keamanan Rakyat, berkembang menjadi Tentara Keamanan Rakyat pada 5 Oktober 1945, kemudian berubah nama pada tanggal 23 Januari 1946 menjadi Tentara Republik Indonesia, lalu secara resmi berubah menjadi TNI pada tanggal 3 Juni 1947.
Tahun 1962 terjadi penggabungan TNI dan Kepolisian Republik Indonesia (POLRI) dengan nama Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).
Semenjak TNI dan POLRI dipisah kembali pada tahun 1999, merujuk kepada Undang-undang No.34 Tahun 2014 tentang tugas pokok, TNI melakukan reformasi dan transformasi menuju TNI yang profesional kebangaan rakyat.
Di usia yang ke-74 ini, TNI terus meningkatkan kemampuan personil dengan melakukan sistem pendidikan yang modern dan profesional dan pemuktahiran Alutsista untuk mengantisipasi segala macam bentuk ancaman terhadap NKRI.
Selain ancaman militer, peran serta TNI juga dibutuhkan untuk menghadapi tantangan ekonomi, sosial dan budaya. Dibidang ekonomi Indonesia akan menghadapi tantangan regionalisasi ekonomi, keterbukaan ekonomi dan terjadinya arus internasionalisasi.
Jika kesenjangan ekonomi terjadi akibat tantangan diatas maka akan berimbas pada memudarnya ikatan sosial, menurunnya budaya dan hilangnya nilai nilai lokal.
Selanjutnya TNI juga menjalankan tugas OMSP (Opersai Militer Selain Perang), antara lain memberdayakan wilayah pertahanan dan kekuatan pendukungnya secara dini sesuai dengan sistem pertahanan semesta, membantu tugas pemerintah di daerah, membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian, dan pemberian bantuan kemanusiaan, serta membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan (search and rescue).
Penulis berkesempatan berbincang dengan Kopral Dua Safei, anggota Bintara Pembina Desa (Babinsa) Kodim 0403/OKU, “Peran Babinsa sangat penting mengingat kami berada di ujung terdepan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat. Oleh karena itu, Babinsa harus bisa memahami masalah yang ada di sekitarnya dan bertindak sigap dan cepat jika ada masalah-masalah yang terjadi di desa.” Ujar Safei.
Selanjutnya Kopral Safei juga mengatakan bahwa Babinsa harus selalu siap membantu masyarakat sebagai wujud tanggung jawab TNI manunggal bersama rakyat.
Akhir kata penulis juga mengajak masyarakat agar dapat berpartisipasi secara aktif dalam mensukseskan program Manunggal TNI pada berbagai program kegiatan. Bersama rakyat TNI kuat. Dirgahayu TNI Ke 74. (irz)