Sriwijayatimes. ID OKU Timur -Nasib yang dialami petani padi di Desa Perjaya Barat Kecamatan Martapura Kabupaten OKU Timur mengeluh kerena harga gabah padi merosot. Harga jual gabah padi ini tidak sesuai dengan biaya tanam padi sehingga petani padi banyak merugi.
Eko Weako (35) salah satu petani padi mengatakan,musim panen padi perdana ditahun 202I kami masyarakat petani padi merasa lesu karena harga gabah padi jatuh tahun ini dibandingkan pada tahun 2020 lalu,”kata Eko.
“Harga gabah padi saat ini tidak sesuai dengan harapan kami sebagai petani padi. Tahun 2020 harga gabah padi menyampai Rp 4000 per kilogram,bahkan bisa lebih kalau kadar air gabah padi kering. Sedangkan harga gabah padi ditahun 2021 ini merosot jatuh diangka Rp 3.600 per kilogram itu pun kalau kadar air tinggi bisa lebih murah lagi,” ucap petani padi.
Eko menambahkan, Dengan harga gabah padi merosot ini tentunya tak sebanding dengan modal baiaya tanam padi yang sudah dikeluarkan para petani dari upah bajak sawah, tanam, pupuk dan obat obat enseksida serga mahal apa lagi awal tanam pupuk mahal dan langka belum hama tikus yang menyerang padi sawah yang membuat hasil panen padi para petani berkurang,” keluhnya.
“Bagimana kami para petani padi tidak menjerit kalau harga gabah padi jatuh begini,apa lagi kita tahu dalam keadaan wabah virus corona ini serba sulit untuk mencari nafkah hanya bisa mengadalkan hasil dari bersawah” ucap Eko. Rabu (10/03/2021)
Eko Berharap,Pemerintah Daerah harus bisa mencari selusi jangan sampai harga gabah padi jatuh lebih murah lagi, karena OKU Timur merupakan lumbung padi Nasional. Turun harga gabah saat dirinya tidak tahu kerena apa,” tutupnya.
Sementara Fatkurrohman salah satu tengkulak gabah padi mengatakan,dengan merosot harga gabah padi ini sebenarnya saya sangat prihatin mas, tapi mau bagaimana lagi,kalau saya membeli harga gabah padi labih dari harga Rp 3600 per kilogram saya bisa rugi mas dan bisa mengalami bangkrut,”katanya.
“Harga gabah padi yang saya beli dari petani saat ini sudah sesuai dengan harga saat ini. Saya tidak bisa berbuat banyak kadang saya kasihan juga melihat petani padi dengan harga gabah padi jatuh saat ini,,”terangnya.
Gabah padi yang dibelinya dari petani saya olah sendiri mas, jadi masih mendapatkan hasil sedikit, karena usaha membeli gabah padi sudah puluhan tahun saya lakukan jadi saya paham betul keadaan petani sawah di Desa Perajaya Barat ini kebanyakan yang hanya dua kali panen dalam setahun karena mengadalkan mesin air bukan irigasi,” pungkasnya (BD)