Sriwijayatimes id OKU Timur – Guna meningkatkan indeks pertanaman dan produktivitas tanaman padi di lahan rawa lebak non daerah irigasi, Pemerintah Kabupaten OKU Timur melalui Dinas Pertanian mengadakan Rapat Koordinasi Persiapan Upaya Khusus (Upsus). Kamis,(23/11/23)
Kegiatan kontruksi optimasi lahan rawa untuk tahun 2024 seluas 4.500 Ha dari Kementerian Pertanian Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian. Dinas pertanian optimis gabah kering panen mencapai 1 juta ton tahun 2024.
Rapat koordinasi ini dibuka langsung oleh Bupati OKU Timur Ir. H. Lanosin, M.T,diikuti Kepala OPD terkait, camat, koordinator BPP, penyuluh pertanian dan Kades di 9 kecamatan.
Kepala Dinas Pertanian Junadi, S.P., M.M dalam laporannya menyebutkan Dinas Pertanian Kabupaten OKU Timur dalam kegiatan SID Upsus lahan rawa lebak untuk tahun anggatan 2023 seluas 9.162,05 Ha, sedangkan kegiatan kontruksi optimasi lahan rawa tahun 2024 seluas 4.500 Ha dari Kementerian Pertanian Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian.
Maksud dan tujuan dari kegiatan adalah untuk mengoptimalkan pemanfaatan sawah di lahan rawa lebak non daerah irigasi melalui perbaikan infrastruktur guna meningkatkan indeks pertanaman dan produktivitas tanaman pangan pada sawah di lahan rawa.
“Menurut kadin dengan adanya kegiatan upsus ini, Gabah Kering Panen (GKP) 1 juta ton pada tahun 2024, kabupaten OKU Timur akan tercapai,’ucap kadin.
Sementara Bupati OKU Timur Ir. H. Lanosin, M.T. dalam kesempatan ini menyampaikan bahwa kebutuhan pangan semakin hari semakin meningkat, dunia saat ini sedang dihadapkan pada isu krisis pangan yang disebabkan oleh banyaknya alih fungsi lahan pertanian.
“Untuk itulah pemerintah khususnya Kementerian Pertanian saat ini terus berupaya untuk meningkatkan produksi pangan khususnya padi sebagai bahan pangan pokok masyarakat Indonesia dengan berbagai upaya melalui peningkatan indeks pertanaman maupun peningkatan produktivitas tanaman padi” jelasnya.
Bupati juga mengatakan bahwa masih banyak tanah rawa di Kabupaten OKU Timur, dirinya mengungkapkan keinginannya untuk menjadikan tanah rawa agar dapat dijadikan lahan pertanian. Ia berharap daerah rawa tersebut minimal dapat dikeringkan terlebih dahulu.
Untuk mengeringkan daerah rawa tersebut, dirinya mengaku bahwa telah banyak upaya yang telah dilakukan mulai dari melibatkan PUTR hingga berkordinasi dengan BNPB.
“BNPB memiliki program pengeringan daerah rawa, saya menghadap kepada Kepala BNPB, saya berjanji bahwa jika program ini berjalan di OKU Timur, maka daerah yang dikeringkan dapat dimanfaatkan dan mensejahterakan masyarakat, hingga akhirnya turunlah program tersebut dan sekarang sepertinya sudah dimulai dari Kecamatan Cempaka, Madang Suku I hingha Madang Suku III” jelasnya.
Bupati Enos berharap, Kabupaten OKU Timur dapat menjadi terdepan dalam sektor pertanian dan menjadi lumbung pangan nasional serta sebagai penyumbang ekspor sektor pertanian di Indonesia. (BD)