Karakteristik Guru Dizaman Kekinian

Sriwijayatimes. ID OKU Timu. Guru kekinian seperti apa yang diharapkan untuk pendidikan di zaman now? Pendidik utamanya wajib memiliki wawasan pendidikan yang berkarakter pastinya, yang terbentuk dari kebiasaan atau habit pengalaman yang baik. Tanamkan ini sejak dini
maka akan menjadi guru inspiratif. Kesempatan untuk menularkan keteladanan adalah pada saat kita berjibaku mengajar dan berinteraksi bersama peserta didik, sampaikan pengalaman positif dan menggugah sepertinya akan terekam dengan sempurna.

Seperti mengutip istilah terkini tentang pendidikan sebagai transfer of value dalam
konteks kekinian dan kebangsaan diharapkan mampu membawa peserta didik memiliki nilai-nilai sebagai profil pelajar Pancasila seperti berakhlak mulia, mandiri, kreatif, kritis, gotong royong dan berkebhinekaan global. Kualitas karakter akan membentuk anak tergerak untuk melakukan perubahan positif di lingkungan sekitar melalui cara bersikap perilaku dan bertindak untuk hidup dan bekerja sama baik dalam keuangan sekolah keluarga maupun masyarakat.

Berikut ini adalah kemampuan yang harus diasah anak agar anak tak hanya peduli terhadap dirinya sendiri namun juga untuk orang lain dan lingkungannya: Keingintahuan, inisiatif, ketekunan, kemampuan, adaptasi, kepemimpinan, kesadaran sosial dan budaya, dan empati.

Pendidik ialah guru yang melihat kesulitan sebagai tantangan yang akan mendorong
dirinya menjadi orang yang lebih baik. Pendidik itu melihat anak yang tertinggal di kelas
sebagai kesempatan untuk mengasah kapabilitasnya yaitu percaya semua anak itu
punya potensi. Pendidik itu percaya dan bukan putus asa dengan guru-guru lain yang mungkin agak sedikit terlambat melakukan perubahan. Pendidik tidak akan menjauhi mereka tapi justru mendekati guru yang tidak mengerti atau tidak mau melakukan perubahan melalui pendekatan batin untuk bisa mengubah paradigma itu. Pendidik adalah guru yang menyadari bahwa waktu untuk belajar sesama guru waktu untuk
bermusyawarah sebagai satu tim orang dewasa di dalam sekolah itu adalah kunci dari pada inovasi. Tanpa ada akhirnya kerjasama tim sekolah dan kepala sekolah tidak mau tidak berhasil.

Pendidik yang menyadari kegagalan adalah keharusan karena kalau tidak ada kegagalan artinya tidak pernah mencoba hal baru kegagalan itu adalah pembelajaran menjadi guru penggerak mendorong guru dan kepala sekolah untuk melakukan hal-hal yang berbeda hal-hal yang mungkin gagal tapi perlu dicoba”.
Pendidik yang bisa menggerakkan orang lain adalah orang yang secara otentik mau dan
berani membagi ilmu dan berani tampil di depan guru-guru lain baik melalui YouTube sosial media lainnya untuk menunjukkan saya belajar apa hari ini. Dengan harapan ini akan jadi pemicu bahwa peran guru penggerak itu adalah untuk belajar sesama guru namun ujung-ujungnya juga untuk memaksimalkan potensi siswa.

Sebagai pendidik kita wajib memahami seluk beluk peserta didik zaman sekarang. Berani memulai dan belajar untuk mencari pengalaman, berproses dan menikmati
perjalanan karir, pengembangan diri dan kemampuan dari waktu ke waktu, yakin dengan kemampuan dan jalan yang telah dipilih, memiliki penampilan yang mendukung dan layak. Kembangkan lingkungan yang sifatnya fisik (ekstrinsik) yang tampak nyata dan terlihat dan yang sifatnya psikis (intrinsik) yang tidak nyata atau bahkan abstrak.

Dapat nampak dari sifat yang dimunculkan berani tampil di publik, mengungkapkan
perasaan dengan mudah biasanya bersifat ekstrofert, bagaimana untuk yang bagian
pemalu dan pemikir namun tidak mudah untuk menyampaikan inspirasinya kita wajib
memandu untuk peserta didik yang bintrofert. Seperti tampilan pada video pembelajaran kali ini yang muncul hanyalah 12 % dari permukaan namun karakter peserta didik yang introfert belum tergali selebihnya.

Menguasai teknologi informasi yang berlangsung paling dekat dengan peserta didik
bersinergi dan akrab dengan teknologi akan sangat membantu proses pendidikan. Bukankah pada dasarnya manusia tergerak, bergerak, dan menggerakkan. Sesuai dengan kemampuan otaknya pendidik adalah manusia yang senantiasa berusaha untuk menggerakkan manusia lainnya dengan cara dan teknik yang dimilikinya.

Otak manusia bekerja dalam dua tahap 1. otak cepat 2.otak lambat mempengaruhi sikap
dalam mengambil keputusan. otak manusia terbagi atas otak mamalia, otak reptil, otak primatan yang terhubung otak luhur manusia. Menurut Daniel Kahneman otak manusia terbagi menjadi dua, 1. berpikir cepat,II berpikir lambat. Kerja otak manusia berpikir cepat membutuhkan energi yang besar seperti naik tangga eskalator. Kerja otak manusia berpikir lambat dapat menghemat energy. Fleksibel menghadapi murid bagaimana caranya? mengajar itu bisa menjadikan pendidik sebagi idola peserta didiknya, jadi pendidikan sebagai alat transfer of value dalam konteks kekinian dan kebangsaan diharapkan mampu membawa peserta didik memiliki nilai-nilai sebagai profil pelajar Pancasila dengan memanfaatkan teknologi tentunya.

Seperti dalam muatan berakhlak mulia, mandiri, kreatif, kritis, gotong royong dan berkebhinekaan global. Pelajar Pancasila disini berarti pelajar sepanjang hayat yang kompeten dan memiliki karakter sesuai nilai-nilai Pancasila. Pelajar yang memiliki profil ini adalah pelajar yang terbangun utuh keenam dimensi pembentuknya. Dimensi ini adalah: 1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan
berakhlak mulia; II ) Mandiri; III ) Bergotong-royong; IV ) Berkebinekaan global; V ) Bernalar kritis; VI ) Kreatif. Profil Pelajar Pancasila ini dicetuskan sebagai pedoman untuk pendidikan Indonesia.

Tidak hanya untuk kebijakan pendidikan di tingkat nasional saja, akan tetapi diharapkan juga menjadi pegangan untuk para pendidik,
dalam membangun karakter anak di ruang belajar yang lebih kecil. Kita wajib menginternalisasikan kelima nilai dari Pendidik seperti; Mandiri, Reflektif, Kolaboratif, Inovatif, serta Berpihak pada Murid. Mandiri itu adalah bebas yang bertanggung jawab, independen tidak bergantung pada orang lain, merdeka untuk melakukan perubahan, otonom yang mampu memotivasi diri dan lingkungan, menjadi inisiator dan juga eksekutor.

Pengalaman yang pernah dilakukan ketika jauh sebelum masa pandemik menjelang Hari Guru Nasional, rekan-rekan dari Virtual Coordinator
Training dalam hal ini difasilitasi oleh SEAMEO mengadapatkan Mentor Pelatihan
Pengelolah Ruang Virtual, kami mengikuti dengan tersendat peserta nya berasal dari
seluruh penjuru Indonesia, Prosesi kegiatan berjalan tidak semulus yang dibayangkan,
kesulitan untuk jaringan dan berasaskan kepercayaan pun terselesaikan.

Kemudian kami tergerak untuk membukukan karya kegiatan dalam sebuah buku. Tugas wajib
sebagai peserta untuk dapat berbagi peran membagi ilmu tersebut pada rekan sekolah dan wilayahnya. Kami bekerjasama dengan rekan Multi Media bersama membuat kegiatan kelas maya. Sesi belajar mandiri Assasment Kompetensi Mandiri (AKM).

Reflektif; bercermin dari pengalaman, umpan balik, upaya perbaikan, evaluasi diri. Bagaimana sebaiknya perilaku seorang guru penggerak untuk merefleksi kegiatan yang telah dilaksanakan? Memberikan feedback atau umpan balik kepada peserta kegiatan dengan cara membuat daftar ketidak sesuaian dengan harapan atau tujuan kegaitan kemudian tindak lanjut setelah evaluasi yaitu perbaikan untuk kegiatan berikutnya. Pengalan terkait dengan refleksi diri seperti pada saat setelah
menyelesaikan pembelajaran dengan metode baru, memberikan pertanyaan umpan balik terhadap metode pengajaran baru tersebut. Hal yang sering kali dilakukanadalah saat selesai mengerjakan latihan soal try out, ketika hasil tidak sesuai harapan maka akan ada pengayaan dengan cara mereview ulang materi.

Nilai Kolaboratif kata kunciny; bekerjasama, berkomunikasi, memberikan umpan balik,
berbagi, mempercayai, saling memahami. Bagaimana aktualisasinya? Dalam setiap
kegiatan disekolah merupakan aktualisasi dari kolaboratif dimana seluruh warga sekolah terlibat didalmnya dimulai dari prosesi KBM, kegiatan akbar pada hari raya keagamaan dan nasional, melibatkan usaha kerjasama antara siswa, rekan guru, walimurid, komite, dan lembaga atau komunitas terkait demi kamajuan dan peningkatan murid.

Di SMK Khususnya kolaboratif bisa diwujudkan dari jalinan kerjasama dalampelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) unsur yang terlibat dari pihak internal dan eksternal sekolah seperti Dunia Industri, Dunia Usaha dan Dunia Kerja tergabung dalam pelaksanaan program tersebut. Penguatan Pelajar Pancasila yang menjadi keahlian soft skill dimunculkan.

Nilai penguat lain yang juga harus dimikliki oleh tenaga pendidik adalah Inovatif; imajinatif, kreatif, ilusif, gagasan baru, berani, penemuan, modifikasi. Bagaimana perilaku guru penggerak untuk mewujudkan nilai inovatif? Mencari berbagai sumber informasi yang relevan, melaksanakan proses amati, tiru dan kemudian modifikasi,mengumpulkan inspirasi ide-ide baru yang berguna untuk mempermudah dalam
kegiatan pembelajaran. Nilai-nilai yang disajikan diatas penting karena sebagai pendidik adalah pemimpin pembelajar mendorong tumbuh kembang mulut secara holistik harus mempunyai karakter yang baik berinovasi dan melakukan perubahan serta mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat pada muridmenjadi agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila.

Upaya untuk sampai ke peserta didik dengan cara seperti ubah mindset menjadi “apa yang murid butuhkan?”, “apa yang bisa saya lakukan untuk membuat proses belajar ini lebih baik?”
Inovatif terkait dengan peserta didik dapat digunakan metode anak punya jiwa imajinatif tinggi, kreatifitasnya kadang diluar dugaan, ilusif berfikir keluar dari kerangaka, karakteristik, kebutuhan, perkembangan anak, gagasan baru.

Perilakupembelajaran memusatkan pada anak dengan cara merubah mindset lama menjadi
“apa yang anak murid butuhkan?”, “apa yang bisa saya lakukan dan berikan untuk
membuat proses belajar menjadi lebih baik?” Upaya nyata diwujudkan dalam proses
pembelajaran selama pandemi mencoba mewujudkan kelas maya yang menyenagkan
dan dapat mengakomodir kemajemukan anak. Menggunakan aplikasi friendly yang
meminimalisir kontak fisik mulanya.

Menawarkan system belajar yang lebih ekonomisdengan memberikan modul belajar berbasis offline. Menyadari bahwa semua anak itu berbeda dan menyadari potensi dalam siswa anak dan guru di sekitarnya tidak mungkin ada yang namanya guru penggerak yang percaya orang dewasa maupun anak kecil itu tidak punya potensi berubah secara positif
Kategori mengembangkan diri dan orang lain, memimpin pembelajaran, memimpin
manajemen sekolah, serta memimpin pengembangan sekolah.

Jadi sorang GuruPenggerak diharapkan mempunyai keempat seperti mengembangkan diri dan orang lain, memimpin pembelajaran, memimpin manajemen sekolah, serta memimpin pengembangan sekolah. tiap tiap kompetensi tentunya mempunyai indikator yang
harus terpenuhi. Dimulai dari keinginan untuk berbagi, bermanfaat untuk orang lain. ( Titik Rusyanto M.Pd. CGP Kabupaten OKU TIMUR)