Sriwijayatimes.id, OKU Timur | Aksi bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Katedral Makassar, Minggu (28/3/2021), pukul 10.20 Wita menimbulkan beragam reaksi dari masyarakat.
Diketahui, pelaku aksi bom bunuh diri setelah diidentifikasi melalui sidik jari dan DNA– adalah pasangan suami istri L dan YSF. Mereka diduga kuat terkait dengan kelompok JAD yang terlibat pengebomam Gereja Katedral Jolo di Filipina tahun 2018.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) langsung melakukan patroli siber di berbagai platform internet, tak terkecuali media sosial (medsos).
Menurut Kominfo, ditemukan hingga ratusan konten yang tidak layak untuk dipublikasikan. Ungkapan kemarahan dan konten provokasi banyak ditampilkan netizen.
Untuk itu, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten OKU Timur Drs. H.M. Syahri, MM, menghimbau agar masyarakat tidak mudah terpancing dan terprovokasi.
“Untuk keluarga korban dan masyarakat saya himbau untuk tetap tenang, jangan terpancing dan terprovokasi. Serahkan kepada aparat penegak hukum”. Ujar Syahri. (irz)