Sriwijayatimes. ID – OKU TIMUR – Setelah sempat sehari sebelumnya diwarnai aksi unjuk rasa, pelantikan 12 Kepala Desa yang masih bermasalah di Kabupaten OKU Timur tetap dilaksanakan. Dari mulai gerbang hingga lingkungan pemkab, Pol PP hingga aparat kepolisian menjaga super ketat. Sejumlah komentar menyebut jika pengamanan itu berlebihan.
“Pecak nak perang bae, gawat nian.” kata seorang yang mengaku datang dari Desa Pandan Agung ketika dibincangi Kamis pagi 7 Juli 2021.
Pemandangan ‘tegang’ itu diakui oleh Kabag OPS Polres OKU Timur, AKP Liswan, sebagai upaya preventif terkait sengketa Pilkades yang masih berjalan. “Pencegahan jika nanti ada massa yang menolak kegiatan pelantikan hari ini.” Kata Kabag OPS Polres OKU Timur.
Secara rinci sebanyak 30 Personil Brimob, 170 dari Polres dan Cadangan sebanyak 70 personil. Sedangkan Personil TNI 30 dan Personil Satpol PP 30 orang atau 1 peleton.
“Personil dilengkapi pakaian anti huru-hara dan senjata api. Semoga tidak terjadi hal yang tidak diinginkan terkait Pilkades hari ini.”
Personil ditempatkan dan berjaga di empat penjuru. Jalan masuk di seberang Kejaksaan Negeri OKU Timur, di dekat Kantor Satpol PP dan Lapangan Upacara Pemkab OKU Timur dan gerbang depan. Tampak pula kendaraan Taktisp Apache, Water Canon terparkir bersebelahan dengan Blangwir dan mobil ambulance sebanyak 4 unit.
Sejauh ini belum ada keterangan resmi dari pemerintah OKU Timur terkait pengamanan ketat dalam kegiatan pelantikan 12 Kades yang masih bersengketa di OKU Timur ini.
Sementara itu kabar lain menyebut jika sebanyak 4 calon kades sudah mengirimkan berkas ke PTUN (Pengadilam Tata Usaha Negara). Sehari sebelumnya ketua Pilkades OKU Timur Dwi Suprianto mengatakan jika masih ada pihak yang keberatan terkait keputusan Pilkades agar melanjutkan ke PTUN. (BD)