Peristiwa Bersejarah Dunia Pada Tanggal 17 Agustus

Sriwijayatimes.com | Martapura – Selain diperingati sebagai hari kemerdekaan Republik Indonesia, tanggal 17 Agustus juga menjadi tanggal beberapa peristiwa bersejarah di dunia

Gabon Merdeka
17 Agustus tahun 1960, Gabon, sebuah negara di bagian barat Afrika, meraih kemerdekaannya. Awalnya, Gabon dijajah oleh Portugis pada akhir abad ke-15. Pada pertengahan abad ke-19, Perancis memasuki wilayah ini. Pada kongres Berlin, Gabon resmi berada di bawah kekuasaan Perancis sampai akhirnya Gabon meraih kemerdekaannya.

Keindahan Landskap Gabon (foto : africa.com)

Gabon memiliki luas wilayah 267 ribu kilometer persegi dan berbatasan dengan Afrika Tengah, Kongo, Kamerun, dan Ghana.

Rudolph Hess, Bunuh Diri
17 Agustus tahun 1987, Rudolph Hess, mantan sekretaris Hitler, bunuh diri di dalam sel penjaranya di Inggris. Hess lahir pada tahun 1894. Pada tahun 1920, dia menjadi anggota partai Nazi dan kenal dekat dengan Hitler, bahkan kemudian diangkat menjadi sekretaris pribadinya. Setelah Partai Nazi meraih kekuasaannya pada tahun 1933, Hess diangkat sebagai deputi pemimpin partai.

Rudolph Hess (foto : onthisday.com)

Dia pun kemudian mengontrol hampir semua bidang di Jerman, termasuk legislatif, yudikatif, dan administrasi negara. Setelah kekalahan Jerman dalam Perang Dunia Kedua, Hess diadili di Pengadilan Penjahat Perang dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.

Baca Juga :
Tan Malaka, Bapak Republik Indonesia

Pemulangan Pertama Tawanan Iran
17 Agustus tahun 1990, sekelompok pasukan Iran yang selama ini ditawan oleh Rezim Saddam, untuk pertama kalinya menginjakkan kaki kembali di tanah air mereka. Pertukaran tawanan antara Iran dan Irak ini merupakan realisasi dari resolusi Dewan keamanan PBB nomor 598 mengenai perdamaian kedua negara. Saddam Husain yang saat itu berada dalam tekanan internasional karena agresinya ke Kuwait, setelah menerima perjanjian perbatasan Aljazair tahun 1975, juga bersedia membebaskan tawanan dan mundur total ke wilayah internasional.

Pasukan Iran Pada perang Irak-Iran

Selama perang Iran-Irak dan setelahnya, para tawanan Iran berada dalam penjara yang kondisinya amat mengenaskan. Sebaliknya, para tawanan Irak di Iran diperlakukan sesuai nilai-nilai Islami. Akibatnya, 7000 tawanan Irak di bawah pengawasan Palang Merah Internasional, tidak mau kembali ke Irak dan meminta suaka dari pemerintah Iran. Hari pertama dibebaskannya tawanan Iran ini diperingati setiap tahun dengan nama Hari Pembebasan.