Rela Bekerja Upahan Jualan Kerupuk Untuk Menebus Izasah

Sriwijayatimes. ID OKU Timur -Pemandangan Kios yang berjajar di pinggir jalan Lintas Sumatera Kota Baru sekitaran simpang empat Martapura akan terlihat para Penjual kerupuk dan kelempang panggang.

Dikutip dari media Tribunsumsel, melihat seorang perempuan muda dengan hijab dan menggunakan kaca mata itu sedang duduk di salah satu kios tersebut sembari melayani pembeli.

Gadis tersebut ialah Eni (20) dirinya bekerja menjaga kios kerupuk dan kelempang panggang itu sudah 3 bulan sejak ia lulus SMA.

“Saya cuma bekerja disini, ada bos yang menggaji saya,” jelas Eni saat dibincangi. Jumat (12/3/2021).

Dikatakan Eni, ia terpaksa harus bekerja menjaga kios kerupuk dikarenakan untuk untuk menebus ijazahnya.

“Ayah saya sudah meninggal, saya cuma berdua sama ibu saya Sumarti (60) di rumah. Saya kerja di sini untuk mengumpulkan uang agar bisa menebus ijazah SMA saya Rp 600 ribu, dan juga sambil membantu cari uang untuk ibu,” jelas dia dengan nada pelan.

Saat bercerita, kesedihan nampak terlihat jelas di wajah Eni. Ia mengatakan, bahwa ibunya tidak bisa lagi bekerja secara tetap hanya sesekali saja.

Baca Juga :
Kegiatan PTM Di SMPN I Martapura Sesuai Prokes

“Terkadang ibu saya diajak tetangga untuk mengambil upahan kerja menanam padi, tapi itu jarang,” ujar Eni dengan mata yang berkaca – kaca.

Namun Eni tidak putus asa, ia memiliki impian untuk menjadi orang sukses dengan bekerja di tempat yang lebih baik.

“Nanti kalau ijazah saya sudah diambil, saya punya keinginan untuk kerja kantoran,” kata Eni.

Diungkapkan Eni, bahwa dirinya bekerja menjaga kios kerupuk setiap hari sejak pukul 6.30 – 19.00 WIB.

“Harga cukup beragam dan terjangkau mulai dari Rp 10 ribu – Rp 20 ribu perbungkus. Untuk yang 10 ribu isinya 15 kelempang sedangkan yang Rp 20 ribu isinya lebih dari 30 kelempang perbungkus,” jelasnya.

Pada saat bekerja, Eni mendapatkan upah harian dari bosnya pemilik kios, tergantung dengan ramainya orang – orang membeli kerupuk dan kelempangnya.

“Kalau penjualan sedang laris sekitar 20 bungkus, saya diberi Rp 25 Ribu. Tapi kalau sedang sepi, saya cuma dikasih 15 ribu,” tutupnya. (Rilis)