SDN Agung Jati OKU Timur  Mempaatkan Lahan Kosong Jadikan Kebun Sekolah

Oplus_131072

Sriwijayatimes id OKU Timur- Ada yang berbeda di SD Negeri Agung Jati,Kecamatan Madang Suku l Kabupaten OKU Timur tidak hanya mengajarkan mata pelajaran dengan cara belajar di ruangan, namun mereka juga memberikan pelajaran tambahan terkait cara bercocok tanam.

Dinas Pendidikan dan kebudayaan OKU Timur bersama SD Negeri Agung Jati, berupaya mendukung program Sumsel Mandiri Pangan,Sumsel Mandiri Pangan dengan memanfaatkan lahan tidur di lingkungan sekolah menjadi kebun produktif yang ditanami berbagai jenis tanaman pangan seperti cabai, tomat, kangkung, dan terong. 

Kegiatan ini tidak hanya mendukung ketahanan pangan daerah, tetapi juga menjadi sarana edukasi bagi siswa untuk belajar bercocok tanam, merawat tanaman, dan mencintai lingkungan sejak dini.

Dengan semangat gotong royong, guru, siswa, dan orang tua bergandengan tangan untuk menjadikan sekolah sebagai contoh nyata kontribusi terhadap kemandirian pangan di Sumatera Selatan.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan OKU Timur, Wakimin, melalui Kabid Edi subandi menyampaikan mari kita wujudkan Sumsel Mandiri Pangan dimulai dari lingkungan sekolah.

Gerakan sekolah mandiri pangan merupakan program inspiratif dari program Gubernur Sumatera selatan yang ingin mewujudkan Provinsi Sumatera Selatan yang mandiri pangan melalui program Gerakan Sumsel Mandiri Pangan. 

Dengan melatih peserta didik  bercocok tanam disekolah dengan cara  memanfaatkan lahan disekitar sekolah sebagai lahan untuk menanam tanaman yang mempunyai manfaat bagi seluruh warga sekolah. 

Setiap peserta didik dituntut untuk menanam, merawat dan akhirnya memanen hasil dari pemanfaatan lahan tersebut

Semoga kedepannya SD Negeri Agung Jati,Kecamatan Madang Suku l bisa menjadi contoh untuk sekolah yang lain baik tingkat SD maupun SMPN Kabupaten OKU Timur.

Dengan kebiasaan yang baik ini peserta didik juga diharapkan dapat mengedukasi apa yang didapatkan agar nantinya secara langsung dapat mensukseskan program mandiri pangan di Bumi Sebiduk Sehaluan ini,” kata Edi subandi. (B)