Sriwijayatimes id Palembang- RAKERNAS Perhiptani berlangsung dari tanggal 13 hingga 15 Juli 2025. Mengambil tempat di Asrama Haji di Palembang, Provinsi Sumatera Selatan.
Dengan peserta berasal dari DPP, DPW dan DPD PERHIPTANI seluruh Indonesia dan tamu undangan terutama tim manajemen PT.Malacca Technology Incorporated dan tim teknis Changfa.
Tema yang diusung adalah “Peran PERHIPTANI Mendukung Implementasi InPres Nomor 3 Tahun 2025 Untuk Meningkatkan Produksi Dalam Upaya Pencapaian Swasembada Pangan Berkelanjutan.”
RAKERNAS PERHIPTANI dibuka secara resmi oleh Gubernur Herman Deru Provinsi Sumatera Selatan yang diawali dengan sambutan dari Ketua Umum DPP PERHIPTANI, arahan dari Kepala BPPSDMP mewakili Menteri Pertanian RI dan pemaparan materi dari multi pihak lain.
Selain menghasilkan rekomendasi untuk Menteri Pertanian RI seputar pendayagunaan peran Penyuluh Pertanian (PP) dalam rangka percepatan pencapaian swasembada pangan berkelanjutan sebagaimana amanat InPres Nomor 3 Tahun 2025,
Yang menarik dari RAKERNAS PERHIPTANI kali ini adalah kehadiran dan penandatanganan nota kesepahaman dengan PT.Malacca Technoly Incorporated yang menggandeng Changfa, korporasi raksasa dari China yang antara lain bergerak dibidang riset dan pengembangan (R and D) disektor pertanian terutama dalam penyediaan sumber daya produksi pertanian berupa alat dan mesin pertanian serta pengembangan komoditas pertanian unggulan di lahan marginal.
Dalam penyediaan alat dan mesin pertanian, terlihat alat dan mesin pertanian yang canggih untuk pengolahan lahan, penanaman dan pemanenan hasil pertanian yang dapat membantu petani untuk melakukan usaha tani padi dengan lebih berhasil guna dan berdaya guna.
Berdasarkan pengalaman penulis selama ini, agar operasional alat dan mesin pertanian bisa berkelanjutan, perlu peningkatan keterampilan mengoperasional alat dan mesin pertanian untuk petani, penyediaan suku cadang yang mudah diakses oleh petani dan pembangunan semacam “bengkel” alsintan sederhana di lokasi yang mudah terjangkau oleh petani.
Dalam pengembangan komoditas pertanian unggulan, terlihat uji coba untuk tanaman padi dan kedelai dengan potensi produksi yang menjajikan, masing-masing adalah 12 ton/hektar dan 6 ton/hektar, termasuk informasi tentang budi daya padi di lahan rawa dan di lahan yang bersalinitas tinggi.
Sebagai awalan, kemitraan usaha ini akan dilaksanakan di Provinsi Sumatera Selatan dengan membuat demonstrasi farm (demfarm) padi dan penanaman padi dalam skala yang lebih luas di daerah/lokasi yang berbeda.
Keterlibatan Penyuluh Pertanian (PP) dan multi pihak lain dalam program ini sangat penting untuk mendampingi/mengawal petani agar dapat berusaha tani padi dengan lebih baik.
Terlebih, Provinsi Sumatera Selatan selama ini dikenal sebagai sentra produksi padi terbesar di pulau Sumatera dan nomor 4 di tingkat nasional. Melalui kemitraan usaha ini, Gubernur Provinsi Sumatera Selatan juga bertekad untuk meningkatkan peringkat sebagai salah satu sentra produksi padi di Indonesia.
Hal itu sangat mungkin dilakukan mengingat Provinsi Sumatera Selatan memiliki potensi lahan yang sangat luas dan SDM pertanian yang memadai untuk pengembangan sektor pertanian.
Hal itu sejalan pula dengan kebijakan pemerintahan Presiden RI Prabowo Subiyanto melalui Kementerian Pertanian RI yang ingin mewujudkan swasembada pangan berkelanjutan, termasuk melakukan pembentukan tim akselerasi perluasan produksi kedelai, bawang putih dan gandum. (Rls)