Sriwijayatimes id OKU TIMUR,– Salah satu program spesial Calon Bupati OKU Timur nomor urut 01, Ir Lanosin MT untuk di Jalur Komering adalah membantu perluasan lahan pertanian.
Ini sudah mulai diperjuangkan oleh Enos, sapaan Ir H Lanosin MT, selama menjabat Bupati bersama wakilnya HM Adi Nugraha Purna Yudha SH.
Enos mengatakan, dalam program “maju” untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat ada beberapa yang akan dilakukan untuk wilayah Jalur Komering.
“Salah satunya perluasan sawah di jalur Komering, dan juga kalau memang ada lahan yang tidak mungkin dibuatkan sawah maka akan dibantu bibit,” kata Enos,
Diketahui di sejumlah kecamatan di Jalur Komering, seperti BP Bangsa Raja, Madang Suku I, Madang Suku II, Madang Suku III, dan Cempaka, sudah masuk program optimasi lahan (Oplah) dan juga normalisasi atau sodetan.
Sodetan tersebut berfungsi sebagai pengatur air. Jadi ketika musim hujan tidak banjir, dan ketika kemarau tidak kekeringan.
Dengan program oplah dan normalisasi atau sodetan tersebut, berpontensi menambah hingga 10.000 lahan sawah baru di wilayah Komering.
Bahkan saat ini, program oplah di Kabupaten OKU Timur sudah menambah sawah baru 5.000 hektar.
Sawah baru itu, di Kecamatan Madang I, Kecamatan Madang II, Semendaway Barat dan juah Kecamatan Cempaka serta di Madang Suku III.
“Program oplah ini merupakan komitmen awal yang telah dilakukan sejak 2021, dan diharapkan kedepan dapat berkembang lebih luas di kawasan pesisir Sungai Komering,” ungkap calon bupati petahana ini.
Enos berharap, masyarakat OKU Timur bisa masuk kedalam tujuan negara yang tertulis dalam Undang Undang Dasar 1945, menuju negara yang bener benar berdaulat dan mandiri, sehingga dapat mewujudkan masyarakat yang makmur dengan pemanfaatan optimasi lahan ini.
“Saya titipkan bantuan pemerintah yang telah diberikan kepada masyarakat, dan terus dijaga oleh masyarakat serta dapat dimanfaatkan” katanya.
Diakuinya, bahwa OKU Timur ini adalah daerah swasembada pangan. Sehingga sangat layak mendapatkan bantuan Oplah dari pusat.
“Ini sangat bermanfaat bagi para petani, selain tanggulnya bisa menjadi bendungan serta ini bisa menjadi penampung air nantinya dan oplah sangat berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas hasil pertanian, yang mana biasanya panen hanya satu kali, kini dapat dioptimalkan menjadi 2-3 kali,” ujarnya.
Dari 5.000 hektar sawah baru itu, jika tiga kali panen dalam satu tahun artinya luas tanam sudah 15.000 hektar. Akan menghasilkan 75 ton gabah kering giling.
“Tinggal lagi memotivasi petani agar secara maksimal membuka lahan sawah agar maksimal. Karena potensi penambahan sawah baru di Jalur Komering ini mencapai 10.000 hektar,” katanya.(Rls)