OKU Timur – Usaha ayam potong salah satu usaha yang ikut terdampak kondisi wabah virus covid -19 yang sedang melanda dunia termasuk Indonesia. Usaha ayam potong masih produktif walau mengalami sedikit penurunan omset penjualan dipasar. Sedangkan usaha yang lain banyak mengalami gulung tikar.
Pengusaha muda dan Supel bergaul
Okta Yudistira (43) warga Desa Way Halom, Kecamatan Buay Madang OKU Timur mengatakan, usaha ayam potong ini sudah berdiri lima tahun yang lalu. Alhamdulilah sampai sekarang usaha ayam potong masih berjalan walau dalam kondisi covid,”kata Okta santai.
“Naik turun usaha itu biasa, anggap aja sebagai perjalanan hidup, kadang senang kadang sedih asal kita yakin dan berusaha keras pasti ada jalan menuju kesuksesan”, ucapnya, Rabu (08/09/2021)
Okta mengatakan, dalam kondisi virus Corona ini ada penurunan omset untuk usaha potong. Apa lagi sejak berlakunya di tahun 2020 pemerintah daerah melarang untuk mengadakan hajatan besar untuk menghindari kerumunan massa.
“Tapi untuk 2021 ini ada kenaikan untuk pesanan hajatan. Sedangkan omset penjual dipasar masih tetap stabil sampai sekarang ini masih lancar. ,”terangnya.
Keterangan Okta, Kalau boleh jujur untuk modal potong ayam emang cukup lumayan besar modalnya biayaya buat usaha. ayam potong diantaranya, pembuatan kadang ayam, pakan ayam dan pemeliharan ayam dari anak hingga siap dipasarkan.
“Apa lagi sekarang ada keterlambatan pembayaran dari pelangan. Kita harus ada dana cadangan agar usaha tetap jalan, kalau dihitungan dana keterlambatan pembayaran mencapai 300 juta dari pelanggan,”ucap Okta santai.
Lanjut Okta, memang sejak pandemi Covid-19 saya mengalami modal macet sangat lumayan dari pemasar tapi itu masih wajar.
Untuk mensiasati kendala penurunan omzet dari usaha ayam potong, Ia membuat usaha lain seperti pertanian dan perikanan. Karena usaha ini cukup potensial dikembangkan di Kabupaten OKU Timur.
“Minimal untuk menambah penghasilan keluarga saya dimasa wabah virus Corona ini. Prinsip saya selagi usaha itu mampu akan saya coba, mati aja mas jangan dicoba,’ tutup Okta sambil tersenyum kepada awak sriwijayatimes.id.
Sementara Yanto (35) pedagang ayam potong setiap hari bejual dipasar Pemetung Basuki mengatakan, benar mas semenjak covid ini ada sedikit penurunan.
Saya berjual ayam potong dipasar setiap hari mengambil ayam dari pak Yudistira. Kalau hitung sudah lebih dua tahun lebih.
Alhamdulilah sejak bermitra dengan pak Yudistira kami sangat terbantu karena orang supel dan baik. (BD)