Sriwijayatimes.com | OKU Timur – Umumnya malam hari adalah waktu untuk beristirahat. Dimana kita melepas penat setelah aktivitas siang hari yang sangatlah menguras tenaga.
Hal ini tidak berlaku bagi sebagian orang yang mengais rezeki sebelum fajar menyingsing. Pada saat inilah pengepul dan pedagang sayur memulai aktivitasnya.
Seperti yang diungkapkan Bintang (47) seorang pengepul sayur sekaligus pedagang Di pasar tradisional Martapura Kabupaten OKU Timur.
“Saya telah 5 tahun bekerja sebagai pedagang sayur, saya mengambil sayuran dari daerah Liwa, Lampung”. Kata Bintang, ketika bertemu tim Sriwijayatimes.com, pada Minggu (29/09/2019) pukul 01.00 dini hari.
Dirinya menambahkan berjualan dini hari demi menghidupi keluarganya.
“Saya berjualan dini hari seperti ini demi menghidupi keluarga saya, dan pula untuk menghindari busuknya sayur ketika terlalu lama kita tampung atau simpan”. Tambah dirinya.
Sayuran yang dibeli Bintang dari Liwa tidak hanya dijual di Pasar Martapura, Ia juga menjual sayur ke Pasar Simpang Martapura Kabupaten OKU Selatan.
“Sebelum tiba ke Pasar Martapura, saya menurunkan sebagian sayur Di Pasar Simpang Martapura, sudah ada pedagang lain untuk menjual kembali sayuran yang saya bawa dari Liwa”. Terang Bintang.
Tim liputan juga berkesempatan mewawancarai Aminah (45) salah satu pembeli sayur yang akan menjual kembali sayuran menggunakan motor. Aminah menjual kembali sayuran secara eceran yang di jajakan dari rumah ke rumah.
Aktivitas pasar terpantau cukup aktif, denyut nadi perekonomian terasa hidup. Sebagai salah satu penopang ekonomi, pasar tradisional memiliki peranan yang penting. Pelaku usaha diharapkan mendapatkan akses yang mudah untuk permodalan.
“Saya tidak memiliki aset untuk dijaminkan sebagai pinjaman modal usaha, padahal omzet saya per hari mencapai 500 ribu Rupiah. Semoga ada solusi dari Pemerintah agar saya mendapatkan akses kredit”. Ujar Aminah. (TIM)